SEJARAH DESA SANUR KAJA
Kata "Sanur", Ilmu sejarah ataupun Ilmu ke-Tata Bahasa-an belum pernah mengungkapkan secara pasti tentang kata "Sanur" yang dimaksud. Termasuk dalam prasasti yang ada, Tetapi Walaupun Demikian kata "Sanur" dapat diduga berasal dari akronim kata "Sahar Nuhur" yang berarti Memohon Untuk Datang pada suatu tempat yang mana tempat tersebut diperkirakan adalah Desa Sanur Kaja sekarang.
Disamping saat ini Sanur dikenal sebagai kawasan wisata dan jauh sebelumnya juga mencatat peristiwa sejarah yaitu pada tahun 1906 terjadi pendaratan Kapal Sri Komala di Pantai Sanur. Setelah jaman kemerdekaan mulailah suatu pemerintahan Desa di bawah pimpinan seorang kepala wilayah yang di sebut dengan Perbekel/ Kepala Desa yang terdiri dari 3 Desa Adat:
- Desa Adat Sanur yang terdiri dari Banjar-banjar Adat: Belong , Pekandelan, Batanpoh, Anggarkasih, Buruwan, Wirasana dan Sebagian banjar Langon
- Desa Adat Intaran, yang terdiri dari Banjar-Banjar Adat : Sebagian Banjar Adat Langon, Singgi, Panti, Taman, Sindhu kaja, Sindhu Kelod, Batujimbar, Semawang, Belanjong, Medura, Dangin Peken, Tewel, Abiantimbul, Penopengan, Pekandelan, Puseh Kangin, Puseh Kauh dan Gulingan.
- Desa Adat Penyaringan Terdiri dari Banjar Adat Penyaringan.
Destinasi Desa Sanur
Sebelum Bali marak dengan berbagai destinasi menarik seperti saat ini, Sanur telah (dan masih) menjadi ‘icon legend’ yang tak lekang oleh waktu. Bukan hal mudah untuk menjaga sebuah destinasi agar ‘just right’ dan ada perasaan akrab dengan ambience yang masih terasa sangat Bali, terlepas dari perubahan secara fisik di daerah ini.
Kelurahan/ Desa Sanur masuk dalam wilayah kecamatan Denpasar Selatan, kotamadya Denpasar. Garis pantainya menghadap ke timur dan membentang sepanjang kurang lebih 7 kilometer. Berbeda dengan pantai Kuta dimana orang mencari view sunset, pantai Sanur yang berada di sisi timur Bali, adalah untuk menikmati terbitnya matahari atau sunrise, khususnya di Pantai Matahari Terbit. Ombak pantai Sanur tergolong tenang sehingga cocok untuk berenang atau snorkeling daripada berselancar/ surfing yang lebih tepat dilakukan di Kuta. Pantai Sanur merupakan salah satu dari 10 tempat terpopuler di Asia versi TripAdvisor.
Pantai Sanur menjadi saksi sejarah ketika pada tahun 1906 pasukan tentara Belanda mendarat di Bali. Saat itu tujuan pasukan Belanda adalah menyerang Kerajaan Badung yang dianggap membangkang pada pemerintah kolonial Belanda. Peristiwa sejarah itu kemudian dikenal sebagai Puputan Badung. Sejarah terulang saat Perang Dunia ke-2, Sanur menjadi pintu masuk bagi pasukan Jepang yang mendarat tanggal 18 dan 19 Februari 1942 sebelum akhirnya hengkang dari Bali setelah Jepang kalah dari Sekutu.
Tempat liburan warga Denpasar dan Wisatawan Domestik
Bagi warga Denpasar, Sanur merupakan destinasi favorit di bagian timur kota Denpasar. Air laut di Sanur cenderung dangkal dan tenang sehingga lebih cocok untuk berenang atau snorkeling daripada surfing. Pantainya berpasir putih dengan perahu nelayan warna-warni berjejer, umumnya orang menyebut dengan sebutan “Pantai Sanur”, garis pantai sepanjang sekitar 7km, sebenarnya memiliki beberapa pantai :
- Pantai Merta Sari Sanur.
- Pantai Semawang Sanur.
- Pantai Batu Jimbar Sanur.
- Pantai Karang Sanur.
- Pantai Segara Ayu Sanur.
- Pantai Sindhu Sanur.
- Pantai Matahari Terbit Sanur.
Di Sanur ada banyak pilihan kuliner, mulai dari menu khas lokal Bali hingga menu internasional. Diantaranya:
- Warung Nasi Ayam Men Weti
- Warung Babi Guling Sanur
- Warung Mak Beng
Khusus untuk yang terakhir yaitu "Warung Mak Beng", warung ini didirikan tahun 1941 dengan sajian menu utama sup ikan dan ikan goreng dengan sambalnya yang membuat orang ketagihan. Saking penasaran ingin mencoba atau memang menggemari racikan bumbunya, orang rela mengantri sambil berdiri menanti ada meja kosong.

Di Sanur pula lokasi Hotel Bali Beach, yang kini bernama Grand Inna Bali Beach Hotel, Resort & Spa. Hotel ini dibangun tahun 1962 atas inisiatif Bung Karno dan merupakan satu-satunya hotel dengan 9 lantai di Bali, bangunan di Bali hanya boleh maksimal setinggi 15 meter atau setinggi pohon kelapa.
Hotel Grand Inna Bali Beach |
Museum Le Mayeur
Pantai Sanur pertama kali dikenal di dunia internasional oleh seorang pelukis yang berasal dari Belgia bernama A. J. Le Mayeur yang datang ke Bali pada tahun 1932. Dia melihat daya tarik yang dimiliki oleh Pantai Sanur yang begitu indah dan menawan. Maka Le Mayeur memutuskan untuk tinggal dan menetap disana, dengan mendirikan sanggar lukis dan akhirnya dia menikah dengan salah satu gadis Bali seorang penari legong terkenal yang bernama Ni Nyoman Pollok yang juga merupakan salah satu model lukisannya. Dan melalui lukisan Le Mayeur akhirnya Pantai Sanur mulai dikenal di dunia. Dan sanggar lukis yang dibangun sebelumnya kini dijadikan Museum Le Mayeur yang masih berlokasi di dalam area wisata Pantai Sanur dan dapat dikunjungi oleh publik
Keanekaragaman Budaya
Tilem kajeng sebagai Budaya Sakral Masyarakat Desa Sanur Kaja
Tilem Kajeng merupakan piodalan di Pura Dalem Kedewatan Desa Sanur Kaja yang jatuh pada penanggalan kajeng menurut kalender Bali yang tepat terjadi beberapa hari setelah Tilem (bulan mati) menurut agama hindu. Tilem Kajeng dilaksanakan selama 2 hari, karena piodalannya sendiri nyejer atau terjadi selama dua hari, dimana hari kedua merupakan hari umanis odalan atau biasa disebut umanis Tilem Kajeng oleh masyarakat setempat.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman saya mengenai ikut serta dalam pelaksanaan piodalan Tilem Kajeng. Serangkaian upacara Tilem Kajeng dimulai dari acara Melasti yang dilaksanakan pada hari pertama piodalan, dimana seluruh banjar yang berada di kawasan sanur kaja berkumpul di Griya Jero Gede Sanur untuk segera menuju Pantai Sanur guna melaksanakan upacara melasti, setelah selesai rangkaian upacara melasti rombongan banjar se-desa Sanur Kaja segera menuju Pura Dalem Kedewatan Sanur untuk melinggihan ida sesuhunan.
Seusai acara ngider baliasa, rangkaian odalan dilanjutkan dengan Tarian Sakral yaitu Tari Rejang Sutri yang ditarikan oleh para PKK banjar pemucuk, dilanjutkan dengan acara medatengan. Dengan selesainya acara medatengan maka serangkaian upacara hari pertama piodalan telah selesai.
Kemudian dilanjutkan upacara di hari kedua yakni upacara manis Tilem Kajeng, rangkaian upacara pada umanis tilem kajeng ini dimulai dengan acara mepeed yang dilaksanakan oleh banjar pemucuk. Setelah peed telah tiba di Pura Dalem Kedewatan serangkaian upacara Tilem Kajeng dilanjutkan dengan acara sembahyang bersama. Seusai sembahyang bersama acara dilanjutkan dengan tarian-tarian sakral yakni berupa Tari Topeng, Tari Baris yang ditampilkan oleh anak-anak dari desa Sanur Kaja, dan masih banyak tari-tarian lainnya kemudian serangkaian upacara tari-tarian itu ditutup dengan tarian Topeng Sidakarya, saat tedunnya topeng sidakarya maka terjadi atraksi budaya yang lainnya yaitu banyak pemedek yang mulai kerauhan atau kesurupan, kemudian seusai penampilan topeng sida karya ada salah satu tarian sakral yang kembali dibangkitkan setelah sekian lama tidak ditampilkan yakni tarian Sang Hyang Jaran. Ada hal yang menarik dari tarian ini yakni dimana para penari sudah kesurupan atau kerauhan mereka akan menginjak api yang sudah di sediakan oleh pemangku-pemangku.

Seusai tarian Sang Hyang Jaran, rangkaian upacara dilanjutkan dengan melinggihan kembali ida sesuhunan yang telah mepajar tadi. Seusai melinggihan ida bhatara kemudian rangkaian upacara dilanjutkan dengan acara nyineb piodalan yang menandakan selesainya rangkaian upacara tilem kajeng.
Masih ada banyak sisi desa Sanur yang menarik dan bisa diangkat, baik dari sisi budaya, masyarakatnya maupun dinamika desa Sanur sebagai destinasi internasional. Maka dari itu Sanur layak menjadi salah satu referensi bagi desa-desa wisata yang baru bermunculan di Bali maupun luar Bali. Di tengah paparan perubahan dari waktu ke waktu Desa Sanur konsisten menjaga eksistensi sebagai tuan rumah sekaligus berperan penuh dalam segala urusan pengelolaan dan pemberdayaan potensi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar